Ada kupu-kupu yang sekuat baja terbang bersama mimpi-mimpinya
Menari dalam imajinasi adalah kekuatannya
yang ia rindukan adalah senja pada ufuk yang berwarna jingga
juga hati tempatnya pulang.
semua begitu jauh dari jangkauan kepak sayapnya.
sayapnya pernah patah, namun tak membuatnya berhenti terbang
ia hanya ingin terbang, menari diatas imaji-imajinya
menggapai apa yang menjadi mimpinya
bertahan adalah nafasnya,
keyakinan adalah denyut nadinya
harapan menjadi penunjuk arahnya
ia hanya ingin terbang..
sayap yang berkilau pada jingga senja,
tak redup oleh pekat malam..
Friday, November 15, 2013
Ruang Hampa
Ada setitik noda di dalam kepalaku,
menghantui tidurku berlarut-larut..
hubungan sepasang kekasih dijalani berdua, bukan?
Karina merebahkan punggungnya pada sandaran kursi kerjanya yang sebetulnya tidaklah nyaman untuk menempelkan punggung kepada sandaran kursi tersebut. Apa daya, itulah kerajaannya beserta meja, laptop, printer kardus-kardus tak terpakai yang mengurungnya sendirian di kantor tempatnya bekerja. Ia baru saja masuk sebagai pegawai di kantor salah satu produk susu ternama di Indonesia. Sudah memasuki bulan ketiga, sebenarnya Karina nyaman bekerja di kantor itu karena tim nya sangatlah menyenangkan tapi ada yang mengganggu pikirannya sejak ia mulai bekerja.
kamu lagi apa?
teks BBM yang ia kirimkan pada yuda, kekasihnya yang kini terpaut daratan dan lautan membentang. Ya, Yuda berada di Sumatera bekerja di Dirjen Bea dan Cukai yang merupakan badan negara sedangkan Karina adalah pegawai swasta. Karina menunggu, tak kunjung dibalas. Ah, mungkin sibuk. Desah Karina dalam hati. Sudah beberapa waktu ini hal tersebut berulang. Awalnya Karina berusaha mengerti, toh ia juga larut dalam jejalan-jejalan data yang masuk kepadanya. Tapi ketika disaat senggang Karina sendiri berusaha memberi kabar, kejaran target membuatnya harus terpaku pada Fujitsu-nya tanpa sempat melihat BBM selain jika ada yang mengirim data. Terkadang Karina emosi juga menerima puluhan Ping!!! dari Yuda, padahal sebelumnya dia pasti memberi kabar kalau akan sedikit sibuk sampai akhirnya ratusan data yang dijejalkan kepadanya berhasil diproses. Karina ingin Yuda paham jika di bawah naungan perusahaan swasta ia dikejar target yang harus dicapainya tiap hari sedangkan Yuda tidak, tapi paling tidak Karina berusaha memberi kabar ketika ia sedikit longgar. Disaat seperti ini yang paling mengganggu pikiran Karina adalah kenapa Yuda tidak melakukan hal yang sama kepadanya, seperti saat ini ketika pesan yang dikirimnya tak kunjung dibalas, dibaca pun tidak. Nanti ketika Karina sudah mulai kesal dan mengirimkan pesan berisi keluhan, dengan enteng Yuda hanya berkata maaf tapi besoknya kembali diulanginya lagi.
Masalah muncul lagi karena perbedaan pola pikir, Karina bergelut sendiri di dalam kepalanya. Ia merasa Yuda tak lagi sejalan dengannya, perbedaan pola pikir adalah hal yang wajar. Karina dan Yuda individu yang berbeda, tapi tidakkah mereka sebenarnya punya visi yang sama? hal-hal sepele membuat Karina kesal terhadap Yuda, Karina sadar mungkin sebetulnya masalahnya terletak dari dirinya sendiri, tapi hubungan yang mereka jalani adalah hubungan yang dijalani bersama. Seharusnya Yuda mengerti apa yang mengganjal hati dan pikiran Karina. Sayang Karina enggan bercerita karena berkurangnya komunikasi mereka akhir-akhir ini. Karina malas jika harus berdebat, Yuda bukan orang yang tepat dihadapkan dengan perdebatan, kebanyakan tak ada hasilnya jika Karina membicarakan ganjalan hatinya dengan Yuda. Percuma saja, pikirnya..
Bukan, bukan ini yang seharusnya terjadi. Karina ingin Yuda juga mengerti maksud hatinya, tapi yuda tak pernah menangkap itu. Selalu kemudian Yuda berkata bahwa ia punya caranya sendiri. Karina mengerti itu, tapi bukan itu yang diinginkan Karina. Setidaknya, sedikit saja maksud Karina tersampaikan. Pria adalah makhluk Mars yang tidak mengerti kode yang diberikan wanita. Karina paham dan berusaha menyampaikan maksud hatinya dengan berusaha bicara, tapi Yuda tak pernah menangkap maksudnya. Hingga seperti saat ini Karina mulai malas bicara, mulai malas berkeluh kesah pada Yuda, menyimpan semuanya sendiri. Yuda sibuk, iapun sibuk. Bicara saja tak sampai maksud hatinya, apalagi dengan kode. Karina akhirnya enggan bicara tentang apa yang menjadi pikirannya. Ia memilih larut pada pekerjaannya.
Karina paham masalah itu muncul dalam dirinya sendiri, gejolak itu muncul dalam dirinya sendiri, sebenarnya ia sangat ingin Yuda mampu menangkap itu semua, tapi semua menjadi percuma karena Yuda tak mampu menangkap jalan pikirannya. Diam tak menyelesaikan masalah, ia sadar betul akan hal itu, tapi bicara pun tak sampai. Noda kecil itu berkembang menjadi besar dan menghantui tidurnya berlarut-larut belakangan ini. Hubungan dijalani berdua, bukan? tapi kenapa ia memikirkan segalanya seperti ini sendiri?
Karina tak menginginkan materi berlimpah, Karina mengerti sebetulnya Yuda seperti inipun yang dipikiran Yuda adalah kemapanan masa depan untuk Yuda sendiri, keluarganya, dan juga untuk bersama Karina kelak. Tapi sepertinya Yuda lupa bahwa Karina juga membutuhkan Yuda ada dalam kesehariannya, sekalipun jauh. Karina ingin tetap merasa bahwa Yuda akan selalu ada menyokongnya di kala ia berkeluh kesah tapi kenyataannya tak selalu. Rasa bersalah juga menghantui Karina, bersikap ketus bukan jalan keluar tapi Yuda apa paham akan kesepiannya. Karina tumbuh dalam keluarga yang tak mengajarkannya cara berkeluh kesah, tapi Karina hanya manusia biasa. Ada saatnya ia butuh dipahami akan pikiran-pikiran yang mengganggu kepalanya.
Yuda banyak bercerita pada Karina, tapi ada beberapa perkataan Yuda yang tak bisa Karina terima. Seperti saat Yuda merasa kesal hanya karena game nya yang terpaksa restart atau komentar yuda akan kendaraannya yang rusak beberapa waktu lalu. Kalau seandainya ada waktu untuk bermain game, kenapa tidak berusaha meluangkan waktu untuk Karina? juga pengertian Yuda akan kendaraannya yang rusak, komentar yang Yuda lontarkan sangatlah tidak membantu, Karina tidak minta ditolong oleh Yuda saat itu juga, hanya saja Karina tidak terima dengan ucapan Yuda yang terkesan sok tahu dan meremehkan. Yuda enak, bisa ijin dengan alasan yang menurut Karina tidak masuk akal, hanya untuk mengganti suara klakson Vixion nya agar lebih fancy. Paling tidak berkatalah yang tepat, dukunglah Karina sedikit. Sayang Yuda tak paham akan hal sekecil itu.
Hingga disaat seperti ini siapa yang bisa disalahkan akan ganjalan hati Karina yang begitu besar? Karina menyalahkan dirinya sendiri atas kekesalannya pada Yuda, tapi bukankah hal ini butuh jalan keluar. Karina berusaha memikirkannya sendiri, tapi jika ini hubungan yang mereka jalani berdua bukankah paling tidak seharusnya Yuda paham akan hal-hal yang mengganjal di hati Karina? Karina merasa bersalah karena ia lebih memilih diam dan bersikap dingin, tetapi apakah itu sepenuhnya salah Karina? bicarapun ia tak menemukan Yuda yang seharusnya memahami keluh kesahnya.
ketahuilah bahwa aku tak menyalahkan siapapun atas segala hiruk pikuk yang bergejolak dalam kepalaku
mungkin ini hanya ketakutanku sendiri akankah nantinya aku mampu bertahan.
keragu-raguan dalam diriku membimbangkan jalanku.
tapi tidakkah ada yang mampu membuang itu semua..
selalu kuyakini bahwa kita terus berjalan beriringan, tapi kemudian ada racun dalam kepalaku..
ketakutan akan kamu yang suatu hari nanti tak lagi mampu menjadi tempatku bersandar..
Subscribe to:
Posts (Atom)