CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

sayap yang ingin terbang

sayap yang ingin terbang
kepada senja aku titipkan doa yg kurapalkan pada malam agar kelak aku bisa pulang

Thursday, August 16, 2012

kepada ibu

ibu yang selalu kurindukan...
tiap hela nafasku, ada nafas ibu yang ikut memberiku kehidupan
duapuluhsatu tahun hidupku aku banyak diberi jarak dari ibu..
tapi bukan menyurutkan cintaku pada ibu,,
justru semakin menambahkan rindu dalam tiap detak jantungku

ibu yang kucintai kadang lara,,
kadang ia rapuh,
kadang ia menahan tangis demi anaknya..
aku pun tak sanggup menitikkan airmataku di hadapnya

paling tidak dengan tersenyum di hadapan ibu,
ia tahu aku baik saja
tak menambah bebannya..
menjadi penguat ibu..

ibu begitu tegar, walaupun memaksakan
tapi bagiku ibu adalah sososk yang begitu kuat..
tapi juga seorang yang lembut, ia mengayomiku dengan setgenap cintanya
melindungiku dengan segenap tenaganya...

ibu yang selalu kurindukan..
kelak jika tempatmu pulang terusik,
aku yang akan bawamu pulang,,
dalam doa yang kurapalkan ada dirimu..
mendoakan kebahagiaanmu....

cinta monyet

"lho, elo si 'Luna di kamar' ?"
"ah, iya.. gue biasa dengerin Alpha Radio trus request lagu"

          Awal perkenalan Bianca dan Adeline yang tak sengaja pada jam istirahat kelas kala SMP. Inka, panggilan akrab Bianca di sekolah, pertemuannya dengan Adeline atau biasa dipanggil Adel menjadi awal kisah persahabatan mereka. Inka bukan anak pintar yang lebih sering cekikikan bersama teman-temannya, sedang Adel anak yang memang pintar dan asyik, awalnya tak ada yang menyangka pertemuan mereka diawali oleh Inka yang mampir ke kelas Adel bersama Rani.
"gue juga request terus kesitu, Ka. Tapi pake nama samaran Febi" cerita Adel sambil membaca outbox Inka, yang membuat Adel tahu siapa itu sosok Luna.
"oh Febi itu elo, gue sering request tapi gak pernah diputer tuh ama penyiarnya yang semena-mena itu" cerocos inka
"bener tuh! orang request apa, diputerinnya apa" sontak adel ikut semangat juga.
seperti itulah awalnya, Inka dan adel yang baru dekat setelah kelas 3 SMP, mendekati kelulusan. sejak mereka saling mengenal, banyak hal yang dirasa nyambung diantara mereka. kemudian saling menunggu saat jam istirahat menjadi rutinitas, pulang bareng untuk main ke rumah Adel tiap pulang sekolah pun juga menjadi agenda mereka. Sampai suatu hari Inka menyatakan pada Adel kalau Inka naksir dengan Angga, teman sekelas Adel.
          Inka melenggang ke kelas Adel begitu bel berbunyi.
"Adeeeeelllllllll....." Inka selalu menjadi pembuat gaduh kalau datang
"ah, elo bisa gag sih kagak teriak, rame deh" tukas Adel.
Inka hanya nyengir-nyengir kuda sambil menghampiri meja Adel, sambil melirik Angga yang tak menggubrisnya walau sudah teriak sekencang itu. Inka pun duduk sambil mendengus kesal.
"huh! kok dia gak noleh sih, bete ah!"
"lagian harus pake teriak apa? sukurin!" omel Adel yang pengang gara-gara teriakan Inka.
"namanya cari perhatian sih del, hehee... Yuk ke kantin" jawab inka tak berdosa.
mereka pun berjalan ke kantin, membeli beberapa makanan dan kembali ke kelas, makan di kantin terlalu ribet buat mereka berdua, ramai dan penuh sesak. dengan semangat Inka langsung masuk ke kelas adel sambil menyapa Angga.
"hei ngga, lo baca komik apa sih? serius banget" Inka sok cari perhatian
"oh, ini lho.." Angga menjawab santai sambil menunjukkan cover komik yang dibacanya.
"nih, mau cimol gak? gue beli banyak" Inka menyodorkan jajanan yang dibelinya, Angga hanya menggeleng dan kembali berkutat dengan komiknya. Inka sebal dan berbalik karena tidak digubris oleh Angga. segala cara Inka lakukan untuk menggebet Angga, sampai titip salam ke seluruh teman-teman Angga.
          Rani tiba-tiba berlari menuju inka yang sedang asyik ngobrol dengan Vita di kelas. bingung dengan Rani yang tergopoh-gopoh seperti itu Inka hanya bengong melihat kelakuan Rani.
"eh si Angga tuh, ke Ge-Eran.." Rani langsung cerita sambil tersengal-sengal karena habis setengah berlari
"kenapa emang?" ujar Inka penasaran gara-gara rani begitu bersemangat datang kepadanya. rani kemudian ia bercerita kalau saat itu Rani sedang iseng memandangi kaos kaki tiap anak yang lewat didepannya, sampai pada kaki Angga! ketika Rani asyik melihat kaos kaki tiba-tiba Angga dengan ketusnya berkata pada Rani, dia mengira Rani akan menyampaikan salam untuk Angga dari Inka yang kesekian ratus itu. Rani pun membalas ketus ucapan Angga, "ih.. lo kepedean deh!" sambil melengos pergi dan tergopoh-gopoh menuju Inka.
"hhahahaa, jadi itu toh.. lagian lo ngapain juga ngeliatin kaos kaki orang?" Inka tertawa terbahak-bahak karena cerita Rani.
"yee namanya gue iseng" Rani manyun diketawai seperti itu. Inka sendiri tertawa-tawa karena sampai sebegitu sensinya Angga terhadap salam yang selama ini dititipkan pada teman-temannya.


bersambung....

hujan

telah lama kurindukan hujan yang mengguyur bumi..
kepada hujanlah aku bersembunyi dari pilu..
kepada hujanlah kusembunyikan anak sungai yang meleler dari mataku
kepada hujan pula lah aku bercerita pada ribuan tetesannya

kemana kini hujan pergi?
kemarau mengeringkan air mataku, tapi tandus...
kudapati mataku panas, aku tak bisa bersembunyi kala kemarau..
deru angin melintasi tubuhku, menerbangkan imaji ku akan hujan

biasanya kala hujan turun, aku duduk di tepian beranda,
merasakan suara rintiknya..
kala hujan semakin deras, aku malah ikut menari diantaranya..
hujan memberiku banyak cerita..

tentang amarah bapak kepadaku..
tentang aku yang nekat mengejar malaikat izrail
tentang peluk ibuku yang sangat mengasihiku
tentang aku berlarian bersama adikku menikmati hujan
tentang petualanganku bersama kawan-kawan diantara hujan
tentang tangisku yang disembunyikan hujan, selalu hujan yang menyembunyikannya...

kemana kini perginya angin yang membawa hujan?
hujan pergi membawa pelangi bersamanya..
pada batas cakrawala senja, kurindukan hujan
kurindukan tiap rintiknya jatuh pada kulitku..

hujan dan ribuan memoriku..........

Wednesday, August 15, 2012

rumah untuk kita

kepada senja dimana bulatan oranye menggantung kepada kemilau jingga
pada batas cakrawala yang bersinar lembayung..
pada pendar-pendar cahaya keemasan diantara peraduan siang dan malam..
kurapalkan dan kukhidmatkan lantunan doa ku
entah pada pusara, entah pada galaksi, entah pada langit tujuh lapisan
kepada siang menuju malam pada perbatasan senja, kutitipkan sebait doa sederhana..
hingga kelak nanti mampu kululuh lantakkan tempurung gelap diantara dua sejoli yang gundah
temukan sebuah jalan setapak lantas bergandeng tangan lalu tertatih berdua
pada letih di batas senja, diantara fajar dan malam...
kelak kita akan temukan rumah untuk kita pulang , dimana letih sampai pada penghujung
dimana pendar yang meredup kembali menghangat,
dimana aku dan kamu saling bersandar, tersenyum serta terlelap...

Malang
rabu, 15 agustus 2012
@sayapiblis

senja

pada senja yang kulalui diantara deru laju bus antar kota
kunikmati rasa rindu yg pupus karena akan jumpa dengan dirimu...
dan pada taburan bintang diantara gigil dingin itu,
kubiarkan lamunanku terbang untuk memelukmu