binar-binar di mataku yang kemudian hampir meredup
sebenarnya aku tak peduli,
biar saja cahaya lemah itu mati, biar saja hidupku terus kelam
ya.. aku sudah lelah...
minta pin kamu boleh?
pesan singkat yang masuk ke Blackberry ku dari Yuda.. kujawab saja singkat dengan langsung memberikan pin ku kepadanya. Aku menghela nafas seolah tak peduli, yah hitung-hitung buat apa aku terus mendiamkannya. Lagipula dia yang menghapus akunku dari daftar pertemanan Facebook dan Twitter-nya, jadi kalau sekarang dia mencariku itu membuktikan dialah yang labil. Tak lama lampu LED Blackberry ku berkedip, permintaan kontaknya sampai padaku.
yuda: PING!!!
nina: apa?
yuda: apa kabar?
nina: baik
yuda: liburan ini pulang?
nina: enggak.
yuda: kok enggak?
nina: banyak urusan..
aku berbohong, aku hanya tidak mau mengakui kepulanganku ke yuda. kita sudah tak bersama, buat apa membuka luka baru, jika mau berteman, ya berteman saja. Aku hapal betul siapa yuda, nanti kalau kelamaan terlalu dekat, pasti ia akan mengajakku kembali, dan ujung-ujungnya akan terjadi sakit yang lama. kuhela nafasku dan merebahkan punggungku di sofa kakek, menyembunyikan angan-anganku dan bermain dengan Alfi adikku, menghiburnya karena daun telinganya baru saja mendapat lima belas jahitan! Ya, lima belas! aku kaget dan merinding begitu ibuku bercerita tentang kejadiannya.
**************
liburan idul fitri di rumah kakekku di Tulungagung berakhir, sebenarnya jatah liburan semester di kampusku tinggal seminggu lagi dan aku enggan pulang ke Lampung, aku malas buang tenaga, apalagi nanti pasti bertemu lagi dengan Yuda.
"nduk, kamu ikut pulang ya..." pinta ibuku dengan mata berkaca-kaca, aku tahu ibuku kesepian sekali, apalagi semenjak masalah keluargaku yang umurnya sudah setahun itu meluluh lantakkan hati ibuku yang lemah lembut itu. Ayahku juga bekerja di luar kota dan kini pulangnya hanya seminggu sekali.
"tapi aku sebentar lagi masuk buk, kuliahku hari senin padat" aku menolak untuk pulang
"ya nanti dirumah tiga hari saja, mumpung masih bisa pulang.. kalau sudah kerja nanti kamu pasti tambah sibuk dan ndak sempat pulang" rayu ibuku dengan wajah yang semakin sedih, dan akupun luluh.
"iya, aku pulang buk.. tapi seminggu saja ya.." jawabku dengan disertai wajah ibuku yang berseri-seri. Kemudian aku pun ikut orangtuaku pulang, setengah mati kurahasiakan kepulanganku dari Yuda.
eggy: ninaa, kamu pulang ke lampung
nina: pulang ggy.. :)
eggy: asiik, nanti main sama eggy yaaa :D
sial! aku lupa. Eggy kan teman dekatnya Yuda, nanti pasti ketahuan kalau aku pulang. gerutuku dalam hati.
nina: eh eh, jangan bilang sama yuda ya ggy
eggy: kenapa? kok jangan
nina: nina gag mau ketemu dulu sama yuda, eggy janji ya
eggy: okedeh :)
semoga saja Eggy menepati janjinya, gawat kalau ketahuan berarti aku harus keluar rumah terus, jangan sampai yuda tahu-tahu sudah muncul di depan rumahnya seperti waktu itu.
yuda: nina :)
nina: apa?
yuda: lagi dimana?
nina: balik ke malang
yuda: oh, hati-hati ya
nina: iya, makasih
oke aku berbohong lagi padanya, aku benar-benar ingin menutup cerita. Buat apa kami memaksakan hubungan yeng selalu berujung hal yang sama.
*************
yuda: udah sampai ya :)
nina: sampai apa?
yuda: besok aku kerumah kamu :)
nina: ngapain?
yuda: mau ketemu kamulah :)
ketahuan kalau aku pulang, dan benar, aku sudah sampai rumah tepat jam satu dini hari. musim arus balik membuat jalanan macet. aku gelisah, mungkin sedikit grogi karena harus melihat wajah yuda lagi. ah! eggy ingkar janji, pasti dari dia, siapa lagi coba. aku sudah berusaha tidak update di jejaring sosial manapun. karena aku terlalu lelah, akupun tertidur dan lupa kalau aku sedang bersungut-sungut.
keesokan paginya lampu LED Blackberry ku berkedip lagi
yuda: aku kesana jam 9 ya :) *miss you
nina: aku belum mandi
yuda: kapan aku pernah peduli kamu udah mandi apa belum
nina: hemmbbbb
kuletakkan ponselku dan aku lanjut menyapu dan mengepel teras, ibuku tinggal berdua saja dengan adikku kalau bapak sedang di luar kota, tidak ada pembantu, semua dikerjakan ibuku dari A-Z. jadi ketika aku pulang, karena aku anak yang berbakti pada ibuku, akulah yang menggantikan beberapa pekerjaan rumah. mulai dari memasak, menyapu dan mengepel. Aku baru selesai berberes dan yuda tepat ada di depan pagar. akupun membukakan pintu. kemudian aku tertegun sejenak melihat kemeja biru tuanya, dan Yuda sedang tersenyum padaku seperti biasa.
Ia tampan, pikirku dalam hati.
"hey" yuda tersenyum menyapaku sambil mengelus-elus kepalaku seperti biasa
"hey" jawabku, yuda dengan wajah riang mencubiti hidung dan pipiku. Aku yakin dia pasti sangat merindukanku. sorot matanya tak pernah bisa berbohong akan perasaannya.
"tau aku pulang darimana?" kutanyakan hal itu sambil berjalan menuju ruang tamu.
"eggy" jawabnya singkat, dan aku kemudian ingat hingga menggerutu dalam hati. benar dugaanku, eggy yang bilang.
"aku belum mandi, tunggu ya" kutinggal dia setelah duduk di ruang tamu. lima belas menit kemudian aku sudah siap dan kami pun pergi jalan-jalan keluar.
********************
kami pergi ke sebuah mall untuk membelikan hadiah untuk keponakanku yang baru lahir, dia selalu menggandengku dan menunggu jika aku tertinggal di belakang, dulu mana pernah ia menungguku hingga aku mengerjainya dan bersembunyi di balik display baju-baju yang ada di department store itu. Setelah selesai berkeliling, kami makan siang di Mc Donald.
"kamu mau jadi calon istriku?" tanya nya tiba-tiba sambil menggenggam tanganku dengan mata sendunya.
"aku....." aku terdiam sejenak kemudian melanjutkan ucapanku
"aku tidak yakin, apa kita masih mau mengulang hal yang sama lagi, berpisah lagi, buat apa?"
"aku tidak pernah bermaksud begitu, kamu tahu aku berusaha untuk kamu.." jawabnya perlahan...
"aku lelah, kamu yang bilang tidak akan embali padaku kan"
"kamu selalu tahu kalau aku berbohong soal itu, aku tidak bisa pergi dari kamu"
aku menghela nafas berat, ia semakin erat menggenggam tanganku, aku tahu dari sorot matanya, ia pasti sangat ingin memelukku saat ini. perasaannya selalu terbaca jelas olehku, sorot matanya selalu menjelaskan segalanya padaku. aku tahu ia tidak pernah berbohong untuk yang satu ini.
akupun mengangguk pelan, dan ia bangkit dari kursinya kemudian mencium keningku........
Binar-binar yang meredup itu perlahan menunjukkan cahayanya..
pendar lemah yang hampir padam itu kemudian menyala lagi
benderang....
dan kelam pun hilang...
No comments:
Post a Comment