CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

sayap yang ingin terbang

sayap yang ingin terbang
kepada senja aku titipkan doa yg kurapalkan pada malam agar kelak aku bisa pulang

Wednesday, May 21, 2014

Kamu Menemukanku

Ada batas dimana aku terpagut oleh waktu,
Ada jeda yang mengitari atmosfer udaraku,
Sesaat kutatap ia, sepersekian detik mataku menangkap sesuatu tentangnya..

Kusembunyikan wajahku dengan sedikit berpaling darinya yang tegak berdiri di sebelahku untuk sejenak menguap. Aku masih setengah menahan kantuk karena di waktu sepagi ini aku harus siap berangkat ke Surabaya untuk training, hari pertamaku bekerja pada sebuah produsen susu yang cukup ternama di Indonesia. Hari ini juga pertama kalinya aku jumpa dengannya.
                “Training juga?”  ia menyapaku,
                “hah? Iya” jawabku kaget
                “Bira, Birama Arjuna” ucapnya sambil mengulurkan tangannya
                “Galuh” ujarku menyambut jabat tangannya.
Terasa begitu halus saat kujabat tangannya, dan sepersekian detik lagi kurasakan desir yang aneh saat memandang matanya. Ah, aku jadi malu sendiri dan buru-buru kulepaskan tanganku sambil tersenyum. Keadaan setengah ngantuk membuat kepalaku sedikit kurang beres. Lagipula, ini kan pertemuan pertama. Aku belum tahu dia siapa, kenapa juga aku harus memandang sosoknya lekat-lekat, ia pun kelihatannya cuek-cuek saja.
                                      Mas Bira, datanya jangan telat ya
Aku mengetik tombol enter pada Blackberry-ku mengirimkan BBM pada Bira. Ya, sejak itu Bira menjadi salah satu tim ku dan ia ditempatkan di salah satu Kabupaten area Malang sehingga data yang harus ia kumpulkan bisa dikirim via e-mail, Blackberry Messenger atau aplikasi jejaring sosial lainnya lainnya agar lebih mudah.
                                      Oke, bentar ya habis ini aku kirim
Jawaban darinya masuk ke layar ponsel ku, komunikasiku dengan Bira ya hanya sebatas ini, tak lebih. Kupertanyakan lagi apa arti desir yang membuatku terpagut sesaat itu. Segera kugelengkan kepalaku, dan kulanjutkan bekerja, menjelang akhir bulan aku menerima hunjaman data dari berbagai sisi. Jabatanku sebagai admin menuntutku terus duduk berjam-jam tiap hari mengurusi segala-segala data yang kuterima baik dari atasanku, kantor pusat Jakarta, Medical Representative, Medical Delegate, dan HGT. Kadang aku sampai mumet dibuatnya dan Jedaaaarrrrr!!!! Data yang kuterima dari Bira hari ini sangat banyak dan meremukkan punggungku.
                                   Mas, kamu harus tanggung jawab traktir aku eskrim! Gak nanggung-nanggung deh kalo nge-bom
Ujarku cerewet dalam teks Line yang kukirimkan ke dia beserta sticker Moon yang sedang ngambek. Aku putus asa melihat data yang masuk, harus pulang jam berapa aku nanti rutukku dalam hati.
                                      Maaf yaa, baru dapat data hari ini, oke eskrim special buat kamu akhir pekan ini. Hhe
Balasannya enteng sekali kalau melihat keadaanku yang pusing karena data yang mendadak mbludak masuk ini. Baik, akhir pekan aku harus menagih janji padanya.
                Akhir pekan sudah di depan mata, dan Bira menepati janji nya tentang eskrim, pukul tujuh malam sabtu ini kami janjian bertemu di sebuah Mall di Kota Malang.
                “Kamu punya pacar mas?” tanyaku ragu, karena bagaimana juga pertemuan kami yang Cuma berdua ini akan janggal jika ia punya kekasih.
                “ah, ada dulu, baru aja putus sekitar beberapa bulan belakangan ini” jawabnya
                “sebelum kerja atau..?” tanyaku lebih lanjut
                “iya sebelum” jawabnya singkat
                “gaada yg lagi deket nih?”
                “aku males pacaran, cari istri aja”
Pembicaraan kami berjalan lancar, mengobrol bercanda ya sebatas teman, ia sosok yang menyenangkan. Banyak pengalaman yang membuatku manggut-manggut mendengar dari ceritanya. Sosok Birama Arjuna yang kini makin kukenal.
                Pertemuan ini menjadi awal pertemuan-pertemuan selanjutnya, entah bagaimana ceritanya hingga kini ia menggandeng tanganku di pasar minggu. Ia tampak begitu santai, ketika tanganku terlepas dan aku tertinggal di belakang pun ia lantas berhenti menunggu ku dan kembali mengamit jemariku untuk digandengnya.
                “aku pengin beli rumah” tiba-tiba ucapan itu meluncur dari mulutku saat menerima brosur promo rumah
                “patungan yuk”
                “hah? Serius?”
                “iya, yuk”
Aku tertegun mendengar kata-katanya, bagaimana bisa ia tiba-tiba berkata begitu padahal ia sendiri berkata tak mau pacaran, apa ini berarti... Ah, pria ini benar-benar penuh tanda tanya. Dasar cowok aneh, aku geregetan dalam hati.
                “Kalian ini mirip ya” Mbak Arinta tiba-tiba nyeletuk sambil memandangi aku dan Bira yang tengah asik berbagi cah kangkung pada piring kami saat makan siang bersama.
                “Eh, iya lho mereka mirip ya” Mas Arifin menimpali
                “kali aja jodoh loh” Sambung Mbak Arinta sambil diikuti gelak tawa yang lainnya. Pak Ferdi yang tadi diam saja juga memperhatikan
                “tau tuh daritadi mesra banget ni anak dua”
                “di-Amin-in gak nih” Bira menyikut lenganku. Nih anak pake ikut-ikutan deh, padahal diantara mereka tak ada yang  tahu kalau sebelum kami berkumpul seperti ini kami sudah melakukan beberapa –pertemuan berdua.
                “iyee iyee amiinnnnnn” jawabku sambil asik menyeruput es jeruk di depanku.

                Ada desir yang selalu kurasakan setiap aku memandang matanya dan saat jemarinya mengamit tanganku untuk menarikku dalam dekapnya. Entah darimana, apakah doa dari teman-teman satu tim yang pada saat itu asal nyeletuk saja atau memang sudah digariskan seperti ini. Sebuah cincin kembar kini melingkar di jemariku pun jemarinya.

2 comments:

  1. amiiinnn dikata mirip :D btw bagi cah kangkungnya dong mbak? buat lauk makan siang

    ReplyDelete
  2. dikate mirip siapeee?? hahahaha yaela kalo mau sini nah aku traktirin cah kangkung :))

    ReplyDelete